21 April 2013

Menungguku pada Sepotong Senja



Kamu, dengan gamang menatapku,

Sorot matamu yang lemah ,

Isyarat rindu yang tak pernah lengah,

Membiarkan waktu terus memanggilku,

Menggelitik dalam tangisan hujan,

Wajah cinta yang kau temukan dalam diriku,

Kau aduk dalam manisnya senja yang merekah,

Senyummu menitik pada setiap lukisan senja,

Bertabur guratan tawa yang memberi rasa pada jingga,

Jangan menatapku terlalu dalam, seakan aku hampir tenggelam,

Dalam luapan kasih yang kau tumpahkan, karna tak sanggup kau menyimpannya,

Biarkan Tuhan menjadi saksi, dalam jarak yang tak terlihat oleh batin kita,

Biarkan waktu yang memberi arti, dari menunggu sebuah keabadian,

Masihkah kau menungguku? seperti senja yang menunggu malam?

Akankah kau tetap mencintaiku? Seperti senja yang setia kepada jingga?

Pada sepotong senja yang tersipu malu, aku mencintaimu tanpa ragu,

Cinta, tetaplah menjadi lelaki di ujung senja. . .

Semarang, oleh Nia Oktaviana

2 comments:

  1. meski cintaku tak terucap, tapi yakinlah bahwa dalam sanubariku terukir jelas namamu
    satu kata, tak bernyawa namun penuh makna
    terimakasih cinta

    ReplyDelete

Komentar tidak boleh mengandung unsur sara, pornografi, rasisme dan pencelaan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes